« »
« »
« »
Get this widget

3.05.2011

Telaah “Konstruksi Teori” Penelitian Agama

A. Pengertian “ Konstruksi Teori” penelitian agama.

Konstruksi teori adsalah susunan atau bangunan dari suatu pendapat, asas-asas atau hokum-hukum mengenai sesuatu yang antara satu dan lainnya saling berkaitan, sehingga memmbentuk suatu bangunan, dalam Ilmu penelitian teoi-teori itu ppada hakikatnya merupakan pernyatan sebeb akibatatau mengenai adanya suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu atau beberapa factor tertentu dalam masyarakat.

Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama, pemerikasaan yang dilakukan secara seksama dan teliti dan dapat pula berarti penyelidikan. Tujuan pokok dari kegiatan penelitian ini adalah mencari kebenaran-kebenaran obyektif yang disimpulkan melalui data-datanya yang terkumpul.

Kebenaran-kebenaran obyektif yang diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai dasar atau landasan untuk pembahasan, perkembangan atau perbaikan dalam masalah-masalah teoritis dan praktis bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan dengan demikian penelitian mengandung arti menemukan jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data-data yang terkumpul, penelitian menuntut pada pelakunya agar proses penelitian yang dilakukan bersifat ilmiyah, yaitu harus sistematis, terkontrol, bersifat empiris( bukan spekulatif) dan harus kritis dalam menganalisis data-datanya sehubungan dengan dalil-dalil hipotesis yang menjadi pendorong mengapa penelitian itu dilakukan.

Berikutnya pengertian agama, telah banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan seperti antropologi, psikologi, sosiologi, dll. yang mencoba mendefnisikan agama tetapi banyak pula hasilnya yang tidak memuaskan karena tidak diperoleh definisi yang seragam. R.R. Marett, salah seorang ahli antropologi Inggris, mengatakan bahwa agama adalah yang paling sulit dari semua pekataan untuk didefisikan karna agama menyangkut lebih daripada hanya pikiran, yaitu perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan dirinya menurut segi emosionalnya walaupun idenya kabur.

Jika kaum antropologi, sosiologi dan sebagainya mendefinisikan agama demikian sulit dan bermasalah, tidak demikian dengan orang-orang yang memeluk agama samawi, bagi pemeluk agama samawi agama memiliki kriteria yang jelas karena telah disebutkan dalam kitab-kitab sucinya dan agama bukan ciptaan manusia melainkan bertasal dari tuhan, sehingga asal-usulnyapun tidak bersumber pada kondisi dan situasi alam sekitar atau masyarakat, bertolak dari ciri-ciri tersebut di atas kaum agamawan mendefinisikan agama sebagai berikut :

“ Suatu peraturan tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk memegang peraturan tuhan atas pilihannya sendiri untuk mencapai kebaikan hidup dan kebahagiaan kelak di akhirat”.

Dengan demikian agama samawi memiliki ciri-ciri antara lain :

1) Berasal dari tuhan karena tuhan maha benar agamapun mutlak benar.
2) Diperuntukkan bagi orang-orang yang berakal.
3) Dianut berdasarkan pilihan dan kemauan sendiri.
4) Menawarkan kebaikan hidup di dunia dan kebahagian hidup di akhirat.

Selanjutnya timbul pernyataan apakah agama dapat diteliti ?

Jawabnya adalah bahwa untuk agama hasil budaya manusia ( agama ardli ) penelitian dapat dilakukan sepenuhnya, baik terhadap ajaran dan doktrin-doktrinnya maupun terhadap bentuk pengamalannya. Sedangkan untuk agama samawi jawabannya adalah ada bagian-bagian yang dapat dijadikan sasara garapan penelitian yaitu bagian isi dari bentuk pengamalan agama, dan adapula bagian-bagian yang kepadanya tidak dapat dilakukan penelitian yaitu bagian dari isi agama.

Isi agama samawi sebagaimana terdapat dalam al-quran dan hadits mutawatir atau hadits shoheh tidak perlu dipersoalkan lagi karena sudah diyakini kebenaranya. kita tidak perlu mempersoalkan, meneliti atau meragukan kebenaran isi al-Quran dan isi hadits mutawatir, ajaran yang terdapat dalam al-Quran baik yang berkenaan dengan ibadah, akidah, akhlak maupun kehidupan akhirat dan lain sebagainya adalah hukum yang pasti benar, kita tidak akan menambah atau mengurangi rukun Iman atau rukun Islam dan lainnya yang ada dalam kitab suci, semua itu isi agama yang tidak perlu diteliti lagi, karena merupakan hukum tuhan yang mutlak benar.

Yang kita teliti adalah bentuk pengamalan dari ajaran agama tersebut atau agama yang nampak dalam prilaku penganutnya, kita dapat meneliti tingkat keimanan dan ketakawaan yang dianut masyarakat, apakah ajaran zakat, puasa, dan haji misalnya sesuai ketentuan Allah. Selanjutnya kita dapat meneliti seberapa jauh tingkat kepedulian umat Islam terhadap penanganan masalah-masalah sosilal sebagai panggilan ajaran agamanya. Kita juga dapat meneliti cara-cara yang ditempuh umat Islam dalam melaksanakan dakwah islamiyah , pendidikan Islam, cara mengajarkan agama Islam, Pemahaman umat Islam terhadap ajaran agama serta penghayatan dan pengamalannya.

Penelitian tehadap masalah tersebut sama sekali tidak akan mengganggu atau merubah ajaran agama yang terdapat dalam al-Quran dan as-sunnah, malah sebaliknya akan mendukung upaya-upaya pelaksanaan ajaran al-Quran dan as-sunnah dalam kenyataan sosial. Selain itu penelitian agama dapat dilakukan dalam upaya menggali ajaran-ajaran agama yag terdapat dalam kitab suci tersebut serta kemungkinan aplikasinya sesuai dengan perkembangan zaman.

B. Macam-macam Penelitian

Seseorang yang akan menyusun konstruksi teori penelitian terlebih dahulu perlu mengetahui bentuk dari macam-macam penelitian karena perbedaan bentuk atau macam-macam penelitian yang dilakukan akan mempengarui bentuk konstruksi teori penelitian yang dilakukan, termasuk pula penelitian agama. Penelitian dapat mengambil bentuk bermacam-macam tergantung dari sudut pandang mana yang akan digunakan untuk melihatnya.

Dilihat dari segi hasil yang ingin dicapainya, penelitian dapat dibagi menjadi penelitian menjelajah ( eksploratory atau deskriptif ) dan penelitian yang bersifat menerangkan ( Eksplanattory )Jika dilihat dari segi bahan-bahan atau obyek yang akan diteliti, penelitian dapat dibagi menjadi penelitian kepustakaan ( library research ) dan penelitian lapangan ( field research ).
  1. Jika dilihat dari segi cara penganalisisannya, peneliian dapat dibagi menjadi penelitian yang bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif.
  2. Jika dilihat dari metode dasar dan rancangan penelitian yang digunakan, peneliian dapat dibagi menjadi penelitian yang bersifat historis, perkembangan, kasus, korelasional, kausal komparatif, eksperimen sungguhan, eksperimen semu, dan penelitian tindakan atau ( action research)
Dari berbagai cara melihat penelitian yang menimbulkan macam-macam itu cara melihat, penelitian dari segi metode dan rancangan yang digunakan itulah yang umumya digunakan sebagai acuan, karena cara pandang yang disebutkan sebelumnya dinilai sudah tercakup dalam cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangannya. Berbagai macam penelitian yang didasarkan pada segi metode, dan rancangan ini dapat di kemukakan sebagai berikut :

1. Penelitian Historis ( Historical Research )

Tujuan penelitian historis adalah ubtuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, serta mensistematisasikan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan untuk memperoleh kesimpulan yang kuat.

Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain :

1) Bergantung kepada daya yang diobservasi orang lain daripada yang diobservasi oleh peneliti sendiri.
2) Harus tertib, ketat,sistematik, tuntas, dan juga bukan sekedar mengoleksi informasi-informasi yang ak layak, take libel, dan berat sebelah.
3) Bergantung pada data primer dan data sekunder.
4) Harus melakukan kritik Eksternal dan kriik Internal.

2. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan

Tujuan peneliian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secaa intensif tentang laar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit social, individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat. Penelitian ini seperti studi-studi yang dilakukan piaget mengenai perkembangan kognitif pada anak-anak.

Ciri-ciri dari penelitian kasus atau penelitian lapangan ini antara lain :

1) Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi dengan baik mengenai unit tersebut.
2) Studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil, tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar jumlahnya.

3. Penelitian Korelasional ( Corelational Research )

Tujuan penelitian korelasi adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu factor bekaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisiensi korelasi. Diantara contoh penelitian korelasi adalah studi yang mempelajari saling hubungan antara skor tes masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi.

Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain :

1) Cocok dilakukan bila variable-variabel yang diteliti rumit dan atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasikan.
2) Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
4. Penelitian Kausal Komparatif ( Causal Comparative Research )

Penelitian ini untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Di antara contoh penelitian ini adalah penelitian untuk menentukan cirri-ciri guru yang efektif dengan mempergunakan daya yang berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.

Adapun ciri-ciri dari penelitian ini antara lain bahwa data antara lain dikumpulkan setelah kejadian yang dipersoalkan berlangsung ( lewat masanya ). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat ( sebagai dependen variabel ) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab saling hubungan dan maknanya.

5. Penelittian Eksperimental Sungguhan.

Penelitian Eksperimental Sungguhan dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak di kenai kondisi perlakuan Di antara contoh penelitian eksperimental sungguhan ini adalah penelittian yang dilakukan untuk menyelidiki pengaruh dua metode mengajar sejarah pada murid-murid kelas tiga SMA sebagai fungsi ukuran kelas ( besar dan kecil ) dan taraf intelegensi murid ( tinggi, sedang, dan rendah ) dengan cara menempatkan guru secara random ( acak ) berdasarkan intelegensi, ukuran kelas, dan metode mengajar.

Penelitian ini memiliki cirri-ciri anatara lain

1) Menuntut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib, ketat, baik dengan kontrol atau manipulasi langsung maupun dengan menggunakan pengaturan secara acak
2) Secara Khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk membandingkan dengan kelompok-kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.

6. Penelitian Tindakan ( Action Research )

Penelitian tindakan dilakukan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain. Di antara contoh penelitian tindakan ini adalah suatu program inservise training untuk melatih para konselor pekerja dengan anak putus sekolah. Untuk menyusun program penjajakan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi, untuk memecahakan masalah apatisme dalam menggunakan teknologi modern atau metode penanam padi yang inovatif.

Penelitian ini memiliki Ciri-ciri antara lain, Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual di dunia kerja, serta fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa penelitiaannya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan inovasi.

7. Penelitian Survai

Dalam survai. Informasi dikumpulkan dari responden dengan cara menggunakan kuesioner umumnya pengertian survai dibatasi pada penelitian-penekitian yang datanya dikumpulkan dan sample atau populasi untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh informasi. Dengan demikian penelitian suvai adalah penelitian-penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagi alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survai dapat digunakan paling kurang untuk tujuh tujuan, Pertama, Digunakan untuk maksud penjajakan ( Eksploratif ). Kedua, Untuk menggambarkan ( Deskriptif ). Ketiga, Untuk penjelasan ( Eksplanatory ) atau penegasan ( conformatory ) yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Keempat. Untuk keperluan penilaian ( Evaluasi ) kelima, untuk prediksi atau meramalkan kejadian-kejadian yang mungkin akan timbul di masa mendatang. Keenam, untuk digunakan sebagai bahan atau landasan bagi penelitian yang lebih bersifat operasional dan Ketujuh, sebagai upaya untuk mengembangkan indikator-indikator sosial.

8. Grounded Research

Jika penelitian Survai sebagaimana dikumpulkan di atas merupakan pendekatan kuantitatif titik berat grounded research adalah pada pendekatan yang bersifat kualitatif, pada peneliian data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara bebas dimana para peneliti tidak memulai penelitiannya dengan teori atau hipotesis yang akan diuji, melainkan bertolak dari data yang dikumpulkan. berkenaan dengan penelitian ini Glaser dan Strauss ( 1967 ) mengatakan bahwa Grounded research merupakan reaksi yang tajam dan sekaligus menyajikan jalan keluar dari” stagnasi teori” dalam ilmu sosial, dengan menitikberatkan pada sosiologi, kritik dilontarkan baik kepada pendekatan yang kuantiattif maupun yang kualitatif yang selama ini dilakukan.

C. Langkah-langkah Pokok Penyusunan Draf Penelitian dan Pengkajian Islam

Langkah-langkah pokok penyusunan draf penelitian dan pengkajian islam adalah merupakan salah satu bagian pokok dari “konstruksi teori”penelitian teori agama. Langkah-langkah tersebut pada hakikatnya merupakan kegiatan yang harus ada dalam suatu rencana penelitian. Di kalangan para ahli dijumpai pendapat yang satu sama lainnya agak berbeda ketika mengemukakan aspek-aspek yang harus ada dalam rencana penelitian.

Selanjutnya, rencana penyusunan draf dan pengkajian agama yang harus ada adalah:

1) Unsur latar belakang masalah
2) Studi kepustakaan
3) Landasan Teori
4) Metodologi penelitian, dan
5) Kerangka analisis

Kelima unsure yang lazim digunakan dalam penelitian social itu dapat digunakan untuk penelitian agama, karena sebagaimana dikatakan di atas, agama dari segi bentuk pelaksanaannyamerupakan bagian dari pengetahuan sosial atau merupakan bagian dari budaya manusia yang bercorak batiniah. Kelima unsure yang harus ada dalam penelitian agama ini selengkapnya dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Latar Belakang Masalah

Latar Belakang masalah pada hakikatnya memuat pemikiran atau alas an yang jelas dan meyakinkan mengapa penelitian itu mesti dilakukan. Secara sederhana masalah terjadi karena adanya kesenjangan antara problem dengan teori. Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu tersedia cukup banyak, tinggallah si peneliti mengidentifikasikannya, memilihnya, dan merumuskannya.

Dalam kaitan dengan penelitian agama misalnyakita dapat mengajukan permasalahan seperti sejauhmanakahketerlibatan agama dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan yang dialami umat Islam Indonesia.

Selanjutnya kita melihat pada bidang kemasyarakatan, bidang kekeluargaan, bidang pendidikan, bidang politik, bidang kependudukan, bidang ketenagakerjaan, semua masalah sosial tersebut dihubungkan dengan agama, karena agama ( Islam ) sebagian besar berbicara kemasyarakatan dan kemanusiaan. Islam memandang bahwa kehadiran agama di dunia ini dimaksudkan untuk mengubah masyarakat dari berbagai kegelapan. Di dalam Islam masalah kaum yang lemah misalnyasangat mendapat perhatian yang besar seperti istilah faqir, miskin, ibnu sabil, anak yatim, para budak, janda-janda.

2. Studi Kepustakaan

Kajian kepustakaan pada intinya dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan topik penelitian yang akan diajukan dengan penelitian sejenis yang yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dan mubadzir. Tak jarang terjadi seorang peneliti dengan sadar atau tidak, bertindak seakan-akan tak ada tulisan-tulisan mengenai mengenai masalah-masalah yang ditelitinya, mungkin hal itu terjadi karenatulisan-tulisan yang ada tertulis dalam bahasa yang tak dikuasainya ataupun tulisan-tulisan itu tak dapat diperolehnya. Tinjauan pustaka ini juga berguna untuk mencari celah atau peluang dari suatu penelitian yang akan dilakukan.

3. Landasan Teori dan Hipotesis

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu teori pada pokoknya merupakan pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai adanya suatu hubungan positif antar gejala yang diteliti dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam masyarakat. Dalam penelitian agama misalnya kita menjumpai teori yang mengatakan bahwa setiap prilaku yang diperankan oleh seseorang selalu bertolak belakang dengan keyakinan agama yang dianutnya. Dengan teori ini kita dapat menjelaskan mengapa orang berkata, berbuat, dan melakukan sesuatu perbuatan bertolak dari sudut pandang keyakinan agama yang dianutnya.

Dengan demikian suatu teori dalam penelitian amat berguna untuk menjelaskan, menginterpretasikan, dan memahami suatu gejala atau fenomena yang dijumpai dari hasil penelitian. Kerangka atau landasan teoritis membanttu si peneliti dalam menentukan tujuan dan arah penelitiannya dan memilih konsep-konsep yang tepat, guna pembentukan hipotesi-hipotesisnya. Namun demikian perlu dicatat bahwa teori ini bukanlah pengetahuan yang sudah pastti, akan tetapi harus dianggap sebagai petunjuk hipotesis, dengan demikian hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara yang akan digunakan untuk menjelaskan data-data yang dihasilkan melalui penelitian itu dibangun dari konsep-konsep atau teori-teori yang dihasilkan melalui kajian pustaka. Di sini mulai terlihat adanya hubungan dialektis antara konsep yang lama dengan konsep yang baru sebagai hasil atau kesimpulan dari penelitian.

4. Metodologi Penelitian

Apabila konsep-konsep sudah ditentukan dan ditegaskan serta landasan teori dan hipotesis telah terbentuk, kita menuju ke tahap pemilihan metode pelaksanaan penelitian. Metode mana yang akan dilakukan dan dinilai paling tepat amat bergantung pada macam penelitian yang dilakukan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Kita misalnya mengenal adanya penelitian yang bersifat eksploratif ( menjelajah ), deskriptif ( menggambarkan ), dan eksplanatory ( menerangkan ). Untuk penelitian yang bersifat eksploratif misalnya kita dapat melakukan wawancara terbuka yang memberikan keleluasaan bagi si penjawab untuk memberi pandangan secara bebas. Sedangkan untuk penelitian yang bersifat deskriptif dapat menggunakan data kualitatif, sementara untuk penelitian yang bersifat menerangkan dapat menempuh cara eksperimen seperti keadaan dalam laboratorium Ilmu eksakta, dan dapat pula berbentuk perbandingan sistematis atau yang selanjutnya disebut dengan studi komparatif.

5. Kerangka Analisis

Data-data yang terkumpul melalui bebagai metode tersebut selanjutnya diolah, pertama-tama data itu diseleksi atas dasar realibilitas dan validitasnya. Data yang rendah realibilitas dan validitasnya dan data yang kurang lengkap digugurkan dan dilengkapi dengan substitusi, selanjutnya data yang telah lulus dalam seleksi itu lalu diatur dalam table, matrik, dan lain sebagainya, agarmemudahkan pengolahan selanjutnya. Kalau mungkin pada penyusunan tabel yang pertama itu dibuat tabel induk (master table ). Jika tabel induk itu dapat dibuat langkah-langkah selanjutnya akan mudah dikerjakan karena perhitungan-perhitungan dan analisis dapat dilakukan berdasarkan tabel induk itu.

D. Pendekatan yang digunakan

Pendekatan dapat diartikan sebagai suatu cara pandang yang digunakan untuk menjelaskan suatu data yang dihasilkan dalam penelitian. Suatu data hasil penelitian dapat menimbulkan pengertian dan gambaran yang berbeda-beda tergantung pada pendekatan yang digunakan. Dalam kaitan ini kita misalnya kita mengenal adanya pendekatan kawasan ( regional ), pendekatan perbandingan dan pendekatan topikal.
  • Pendekatan kawasan ( regional )dapat digunakan untuk menjelaskan hasil penelitia tentang suatu masalah menurut wilayah dimana masalah tersebut terjadi. misalnya studi tentang islam yang ada di timur tengah, afrika utara, asia tengah, asia selatan, asia tenggara, dan sebagainya.
  • Buku berjudul “ Jaringan Ulama’ Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII Disertast Azyumardi Azra”merupakan contoh dari penelitian tentang Islam menurut pendekatan kawasan. Model pendekatan kawasan ini biasanyabanyak digunakan untuk mengkaji Islam secara komprehensif yang terdapat pada suatu wilaya atau kawasan. Sehingga antara Islam yang berada pada suatu kawasan dapat dibedakan dengan Islam yang ada pada kawasan lainnya.
  •  Pendekatan Perbandingan ( Comparative Approach ) yaitu mengkaji bidang keilmuan dengan cara membandingkan berbagai pendapat atau aliran yang ada dalam ilmu tersebut. Sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaannya.
  • Dalam bukunya yang berjudul “ Teologi Islam ( ilmu kalam ) “ Harun Nasution menggunakan pendekatan perbandingan antara satu aliran teologi dengan aliran teologi lainnya. Dalam hal membahas tentang akal, dan wahyu, perbuatan manusia, Iman, dan sebagainya.
  • Pendekatan Topikal-Tematik yaitu mengkaji suatu masalah dalam satu bidang ilmu pengetahuan dengan cara mengelompokkannya dalam topic-topik tertentu atau tema tema yang terdapat pada masing-masing disiplin keilmuan. Pendekatan ini biasanya banyak digunakan dalam mengkaji suatu pemikiran yang bersifat normatif atau ajaran. Dalam buku yang berjudul “ Wawasan Al-Qur an “ Quraish Shihab mencoba mengkaji kandungan al Qur an dengan mengelompokkan nya pada tema keimanan, soal-soal muamalah, manusia dan masyarakat, aspek-aspek kegiatan manusia, dan soal-soal penting bagi umat. Dalam setiap tema tersebut terdapat topic-topik bahasan tertentu.
Selanjutnya istilah pendekatan juga sering bersinggungan dengan istilah perspektif, paradigma ( cara pandang ), dan sudut pandang. Berbagai disiplin ilmu seperti Sosiologi, Sejarah ( history ), Filsafat ( Philosophy ), kebudayaan ( cultural ), antropologi, hokum ( normative ), politik, dan sebagainya.serring pula digunakan sebagai pendekatan Ketika membaca buku-buku keislaman karangan harun Nasution seperti Teologi Islam ( ilmu kalam ), Dan islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, kita melihat bahwa pengarang buku tersebut selain menggunakan pendekatan histories ( kesejarahan ), juga menggunakan pendekatan filosofis.

Ketika membahas latar belakang timbulnya aliran-aliran dalam teologi Islam, seperti khowarij, Murji’ah, Mu’tazilah, harun Nasution menggunakan pendekatan historis yaitu dengan menyatakan bahwa berbagai aliran teologi tersebutmuncul sebagai akibat dari pertentangan politik yang terjadi antara Ali bin Abi Tholib ( kholifah al Rosyidin yang keempat ) dengan mu’awiyah sebagai gubernur Damaskus, ditambah dengan masuknya pemikiran filsafat yunani ke dalam Islam serta pertentangan lainnya yang terjadi dalam tubuh umat Islam.

KESIMPULAN

1. Telaah “Konstruksi Teori” penelitian agama adalah suatu upaya memeriksa, mempelajari, meramalkan, dan memahami secara seksama susunan atau bangunan dasar-dasar atau hokum-hukum dan keentuan lainnya yang diperlukan untuk melakukan penelitian terhadap bentuk pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar pertimbangan untuk mengembangkan pemahaman ajarn agama sesuai tuntunan zaman.

2. Penelitian dapat mengambil bentuk bermacam-macam tergantung dari sudut pandang mana yang akn digunakan untuk melihatnya dari berbagai cara melihat penelitian yang menimbulkan maca-macamnya itu. Cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangan yang digunakan itulah yang umumnya digunakan sebagai acuan, berbagai macam penelitian yang didasarkan pada segi metode dan rancangannya adalah :

Penelitian histories, penelitian kasus, dan penelitian lapangan, penelitian korelasional, penelitian kausal-komparatif, penelitian eksperimental sungguhan, penelitian tindakan, penelitian survai, grounded res4arch.

3. Langkah-langkah pokok penyusunan draft penelitian dan pengkajian islam pada hakikatnya merupakan kegiatan yang harus ada dalam suatu rencana penelitian selanjutnya, rencana penyusunan draf penelitian dan pengkajian agama yang harus ada adalah :

1) Unsur latar belakng masalah
2) Studi kepustakaan
3) Landasan Teori
4) Metodologi
5) Kerangka Analisis

4. Memahami Islam dengan menggunakan berbagai cara pandang disiplin suatu keilmua adalah amat mungkin dilakukan, bahkan harus dilakukan karena Islam dengan sumber utamanya yang terdapat dalam al Quran dan assunnah memang bukan hanya berbicara masalah akidah, Ibadah, Akhlaq, dan kehidupan akhirat saja, melainkan juga berbicara tentang ilmu pengetahuan, teknologi, sejarah, social, pendidikan, politik, ekonomi, kebudayaan, seni dan lain sdebaganya.

Sumber
  • Metodologi Studi Islam, Prof. Dr. H. Abuddin Nafa, M.A.PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. 2004
  • http://jamilulmd.multiply.com/reviews/item/2

Tidak ada komentar: