« »
« »
« »
Get this widget

5.02.2011

Mengembangkan Kriteria Tes


Kata tes berasal dari bahasa Prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Namun yang dimaksud di sini adalah dengan menggunakan alat berupa piring akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang bernilai tinggi. Dalam perkembangannya dan seiirng kemujuan zaman tes berate ujian atau percobaan. Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan dengan uraian di atas yaitu test, testing, tester dan testee, yang masing-masing mempunyai pengertian berbeda namun erat kaitannya dengan tes.

  1. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian,
  2. Testing berarti saat dilaksanakannya pengukuran dan penilaian atau saat pengambilan tes
  3. Tester artinya orang yang melaksanakan tes atau orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden
  4. 4. Testee adalah pihak yang sedang dikenai tes.

Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya yang berjudul Psychological Testing yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat digunakan sebagai cara untuk mengukur dan membandingkan keadaan pskis atau tingklah laku individu.

Menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of Psychological Testing tes merupakan suatu perosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih.
Menurut Goodenough tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau kelompok individu, yang dimaksud untuk membandingkan kecakapan satu sama lain.

Dari pengertin dari para ahli tersebut dalam dunia pendidikan dapat disimpulkan bahwa pengertian tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang memberikan tugas dan serangkaian tugas yang diberikan oleh guru sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkat laku atau prestasi peserta didik.

Tes Pengembangan

Konsepsi tes untuk mengevaluasi penguasaan peserta didik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Biasanya pengembangan tes menjadi hal yang terakhir yang dilakukan dalam pengembangan program pembelajaran. Tujuan utama tes supaya peserta didik berkembang. Hal ini untuk mengetahui apakah terjadi suatu perubahan tingkah laku.

Tujuan pembelajaran seharusnya mempunyai kondisi simulasi yang baik, tingkah laku dan standar kinerja membutuhkan dunia yang nyata. Maka dari itu, evaluasi di akhir petunjuk seharusnya sesuai dengan tujuan. Metod0logi dan isi program pembelajaran seharusnya secara langsung mendukung tujuan pembelajaran, kinerja mereka dalam dunia nyata.

Di bawah ini menunjukkan bagaimana mengikuti program pelatihan dalam tugas pengukuran kinerja, model ISD (Instruksional System Design= Sistem Desain Pembelajaran) didasarkan pada pengembangan:

  1. Analisis tugas untuk menentukan tujuan pembelajaran
  2. Mengembangkan tujuan pembelajaran secara penuh dan menentukannya jika tujuan diperlukan. Namun, jika tidak, dibuang.
  3. Daftar langkah-langkah memerlukan standar tujuan kinerja.
  4. Membuat instrumen tes untuk menentukan jika peserta didik melakukan langkah-langkah tujuan yang diperlukan.
  5. Konsep peserta didik tentang tujuan kinerja. (kita akan mengetahui peserta didik dapat mengerjakan tugasnya jika mereka mengetahui standar evaluasinya seperti apa).

Masa Tes

Tes digunakan sebagai “evaluasi” atau “pengukuran”. Tes ini dilakukan supaya dapat melihat apa yang telah diperoleh peserta didik selama pelatihan, maka digunakan tes evaluasi:

1. Tes atau instrument tes (Brown, 1971)

Suatu sistematika prosedur untuk mengukur suatu tingkah laku individu, seperti PG (Pilihan Ganda), tes kinerja.

2. Evaluasi (Wolansky, 1985)

Suatu proses sistematika dari kumpulan dan menggunakan informasi dari berbagai sumber yang dipakai menerjemahkan hasil dan membuat nilai pendapat dan keputusan.

3. Pengukuran (Wolansky, 185)

Proses mengerjakan untuk menghasilkan kuantitas anggota yang meningkatkan cari pembawaan atau tingkah laku peserta didik.

Rencana Tes

Sebelum tes digunakan, tes harus direncanakan. Tanpa perencanaan, tes yang dibuat tidak akan berhasil.

Tipe-tipe atau Macam-macam Tes

Yang digunakan dalam program pelatihan adalah Kriteria Sumber Penulisan Tes, Tes Kinerja, dan Survai Sikap. Normalnya, satu diantara tiga tes pembelajaran (Krathwohl, et.al., 1964) (melihat seksi pertama pada Bab IV, Tahap Pengembangan untuk mendapatkan informasi dalam isi pembelajaran).

Meskipun banyak tugas memerlukan lebih dari isi pembelajaran. Secara umumnya, satu yang dihasilkan. Dominan isinya seharusnya terletak pada point yang dipusatkan, dengan mengikuti evaluasi:

4. Referensi Kriteria Tes

Isi evaluasi kognitif yang dimasukkan untuk mengingat atau pengenalan pada hal yang spesifik, contoh procedural, dan konsep-konsep yang memenuhi pengembangan kemampuan intelektual, dan keterampilan-keterampilan.

Catatan: Suatu referensi kriteria fokus evaluasi dalam standar atau kriteria “bagaimana peserta didik pada masa kinerja”.

5. Tes Kinerja

Isi evaluasi psikomotorik yang memasukkan gerakan alam, penyesuaian, dan menggunakan “motor-skills”.

6. Survai Tes

Isi evaluasi afektif yang mencantumkan cara yang sesuai dengan emosi, seperti perasaan-perasaan, nilai-nilai, apresiasi-apresiasi, antusiasme, motivasi, dan sikap.

Penulisan Tes

Penulisan tes bisa mengandung beberapa tipe-tipe pertanyaan:

1. Pertanyaan Terbuka
Ini termasuk pertanyaan dengan batas waktu dalam menjawab.
2. Daftar Cek
Pertanyaan ini menggunakan daftar dan langsung di cek situasi menurut peserta didik.
3. Dua-Macam Pertanyaan (maksudnya Pertanyaan Benar Salah, kali yach?!?)
Tipe pertanyaan ini terdapat alternatif jawaban seperti ya atau tidak, benar atau salah.
4. Pertanyaan Pilihan Ganda
Memberikan beberapa pilihan, dan peserta didik menjawab salah satu yang dianggap benar.
5. Skala Nilai
Tipe pertanyaan ini memerlukan daftar dari setiap pertanyaan yang telah disediakan.
6. Esai
Memerlukan suatu jawaban dalam kalimat, paragrap, atau karangan pendek.

Urutan dan Struktur


Langkah terakhir dalam tahap desain adalah menentukan urutan dan struktur program yang memastikan tujuan pembelajaran terlaksana. Urutan yang pantas juga membantu ketidakkonsistenan dalam isi dari instruksi. Ketika bahan mudah diurut, duplikasi terlihat mudah. Kehadiran duplikat sering diidentikasikan bahwa program tersebut tidak pantas untuk diurut.

Beberapa teknik dan pertimbangan untuk mengurutkannya:

  • Perintah Pekerjaan Kinerja
Urutan pembelajaran sama pada urutan pekerjaan.
  • Dari Yang Mudah Ke Yang Sulit
Tujuan mungkin diurut dalam masa dari pertambahan kesulitan.
  • Urutan Kritik
Objek adalah hal yang penting pada masa (term) tersebut.
  • Dari Tidak Tahu Menjadi Tahu
Topik yang sudah dikenal menjadi pertimbangan sebelum topik tersebut dikenal.
  • Kerjasama Yang Saling Bergantung
Tujuan penguasaan diperlukan lebih dahulu dibanding tujuan yang lain.
  • Kerjasama Yang Baik
Peralihan pembelajaran mengambil tempat tujuan yang utama, biasanya karena elemen-elemen atau unsur-unsur dimasukkan dalam setiap tujuan..
  • Sebab Akibat
Tujuan diurutkan dari sebab akibat.

1 komentar:

pendidikan dan kumpulan judul skripsi mengatakan...

trima kasih, mas tulisannya sangat bermanfaat untuk saya, rangkumannya padat dan lengkap.
keep sharing mas.